Diantara
tentara-tentara Turki itu boleh jadi terdapat mereka yang memiliki semangat
dakwah. Sehongga sambil bertugas, mereka juga aktif memperkenalkan Islam kepada
orang-orang Korea, yang kemudian sebagian masuk Islam. Seiring perjalanan waktu
dan perkembangan Islam, maka didirikanlah Korea Islamic Society (Organisasi Muslim
Korea/KIS). Sampai Juli 1959 organisasi ini telah dapat menghimpun sebanyak 208
Muslim asli warga Negara Korea.
Momentum perkembangan
Islam meningkat sejak 1959 ketika Presiden Korea Islamic Society, Umar Kim
Jin-kyu yang di temani Sabri Suh Jung-Kil mengadakan lawatan kebeberapa Negara Muslim,
seperti Malaysia, Pakistan, dan Arab Saudi. Mereka tercatat sebagai orang Korea
pertama yang menunaika ibadah Haji. Sejak itulah organisasi Muslim Korea mulai
mengirimkan pelajar dan mahasiswa, untuk belajar Islam ke Malaysia, Arab Saudi,
Mesir, belakangan juga Indinesia.
Sejan tahun1965
terjadi tranformasi organisasi dari Korea Islamic Society menjadi Korea Muslim
Federation (Federasi Muslim Korea/KMF). Agar dapat memperluas dala menampung
berbagai aspirasi Muslim Korea. Peristiwa itu, telah mendorong bangkitnya
momentum dakwah di Korea. KMF kemudian tidak hanya menerbitkan berbagai
literatur pokok tentang Islam, tetapi juga berusaha menggalang upaya untuk
mendirikan Masjid. Puncak usaha ini adalah pembangunan pusat Masjid Seoul yang
megah berlantai tiga dan dilengkapi dengan fasilitas ibadah, perkantoran dan
pendidikan. Tanah Masjid seluas lebih kurang setengah hektar(5000 meter
persegi), merupakan pemberian pemerintah Korea. Sedangkan dana pembangunannya
diperoleh dari sumbangan Negara Muslim.
Menurut KMF,
kini Muslim asli Korea berjumlah sekitar 40.000 orang. Juga terdapat 100.000
pekerja yang beragama Islam di Korea. Mereka dating dari Indonesia, Bangladesh,
Pakistan, dan lain-lain. Sekarang terdapat 9 Masjid, 4 buah pusat Islam (Islamic
Centre), dan Sekitar 60-an diseluruh Korea.
Peristiwa 11
September 200, ketika terjdi pengeboman dua gedung kembar di Amerik, yang
diikuti penyerbuan ke Afaganistan dan kemudian ke Irak. Serta serangan balik
bom-bom susulan diberbagai belahan dunia. Telah banyak menimbulakn kesulitan
dalam dakwah Islam, khususnya di negara-negara dimana komunitas Islam merupakan
kelompok Minoritas, seperti Korea Selatan ini.
Dalam sebuah
symposium internasinal bertajuk “Islam and Other Religion in Asia: Co-Existence
and Cooperation”, yang merupakan bagian dari ulang tahun emas Islam di Korea
tahun 2005 yang diselenggarakan oleh KMF isyaratnya mengenai kegundahan para
pemimpin Muslim Korea tentang masa depan dakwah Islam di Korea, sanagat Nampak
dalam pernyataan mereka.
Ketika
berbicara pada pembukaan symposium itu diadakan di Masjid pusat Seoul, Dr.Ahmad
Jung in Moon, salah seorang tokoh senior Muslim Korea yang juga merupakan guru
besar di Yonsei University mengungkapkan adanya kesulitan dakwah paska
peristiwa 11 September itu. Penggambaran negative tentang Islam dan orang Muslim
yang meluas dimedia massa menimbulkan banyak kesulitan untuk memperkenalkan Islam.
Pandangan-pandangan stereotypy-cal mengenai Islam dan kaum Muslim yang semakin
menguat.
Tentang
prasangka semacam itu, ada ceriata dari Dr, Tommy Christomy, dosen UI yang
pernah menjadi dosen tamu di HUFS (Hankuk University for Foreign Studies).
Ketika tengah berjalan dengan istrinya yang memakai jilab, orang-orang Korea
yang berada disekitar mereka memandan dengan sorotan mata yang aneh,dan
bisik-bisik tentang jilbab yang mereka pandang. Tetapi walau demikian menurut
KMF selalu ada saja orang Korea yang memeluk dari hari kehari.














0 komentar:
Posting Komentar