Selasa, 01 September 2015

 Tak seperti Indonesia atau Negara mayoritas Islam lain, Masjid-Masjid di Negara barat dilarang keras mengumandangkan azan. Dunia barat sangat menghargai hak individu. Suara lengkingan azan yang dikumandangkan keras melalui speaker, ditakutkan akan menimbulkan kebisingan dan mengganggu ketenangan masyarakat lainnya. Seperti ghalipnya Negara-negara sekuler di barat, Singapura juga memberlakukan aturan yang ketat berkaitan dengan gam kegiatan agama khususnya mengenai azan ini. Banyak wisatawan mislim terutama yang berasal dari Indonesia seringkali mengeluhkan tidak adanya kumandang azan yang bias mereka dengar seperti pertanda masuknya waktu sholat. Kumandang azan sebenarnya tidak benar-benr dilarang di negeri kepala singa ini. Hanya saja, suara azan tidak boleh terdengar sampai keluar Masjid. Saat ini ada sekitar 68 Masjid yang dibangun di negeri yang dijuluki negeri seribu satu larangan itu. Islam, memang agama minoritas di Singapura. Hanya sekitar 15% dari seluruh penduduk Singapura yang berjumlah 4 jutaan memeluk Islam. Muslim diSingapura sebagian berasal dari melayu. Namun dari 68 Masjid tersebut, ternyata ada beberapa Masjid yang tetap mengumandangkan azan melaluli speaker sehingga suaranya terdengar lantang didengar hingga di luar Masjid. Hal itu seperti dituturkan oleh beberapa traveler yang berkunjung di Singapura. Diantara Masjid yang mengumandangkan azan melalui pengeras suara adalah Masjid Abdul Gafoor yang berlokasi di 41 Dunlop St, Little India, Singapore 200369, Masjid Al Falah di kawasan Orchard dan juga Masjid Sultan di kampong Glam. Masjid Sultan di Kampong Glam, memang mendapatkan hak istimewa dari pemerintah Singapura. Masjid Sultan, merupakan Masjid tertua di Singapura yang dibangun oleh Sultan Husaain pada tahun 1924. Di awal pembangunannya, Masjid Sultan masih berbentuk Masjid tradisional nusantara dengan atap limasan bersusun tiga mirip dengan Masjid Agung Demak. Kemiripan itu terjadi, karena Masjid Sultan memang dibangun oleh masyarakat Jawa, Melayu, Bugis yang menetap di Singapura untuk berdagang. Kawasan Kampong Glam sendiri, semula memang merupakan kawasan kawasan pemukiman awal beberapa etnik masyarakat indinesia. Tepat seratus tahun berdirinya Masjid sulatan direnovasi. Selain diperluas agar menampung lebih banyak jama’ah, bektuk arsitektur Masjid juga diubah. Saat ini, Masjid sulatan lebih bergaya Ghotik Mughal, lengkap dengan menaranya. Masjid ini mampumenampung hingga 5.000 jamaah. Masjid Sultan kini telah ditetapkan sebagai monumen Nasional Singapura, sehingga dapat pengawasan ketat dari Negara. Meski demikian, sebagai monument nasional, wisatawan dapat berkunjung ke Masjid Sultan tanpa harus menuggu aktivitas peribadatan. Jadi, bagi wisatawan Muslim yang tengah berkunjung keSingapura dan rindu akan suara azan, langsu saja bergegas menuju Kampong Glam. Sebab kita bias menikmati syahdunya kumandang azan du Masjid Sultan di antara belantara beton nan bisu dan hingar bingar hiburan dari pusat perbelanjaan di Singapura.

0 komentar:

Posting Komentar

Unordered List

Google Translate

English French German Spain Italian Dutch

Portuguese Russian Chinese Simplified Japanese Korean Arabic
Translate Widget by Google

Social

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Business

Popular Posts

Text Widget