Kehidupan muslim
bangkok memang dikepung ritual, kebiasaan, tradisi, dan budaya Thai Buddist
yang berlangsung sejak pag hari. Dan tradisi itu menurut Roger Welty,
berlangsung setiap hari selama lebih dari 2500 tahun silam. Benturan-benturan
nilai kebiasaan diatas adalah wajah keseharian Muslim Bangkok. Mereka mengalami
konflik identitas. Satu sisi sebagai warga negara Thailand, sebagi bangsa Thai,
namun sisi yang lain sebagai seorag
Muslim. Ada niali-nilai dasar dan prinsip fundamental serta syariat Islam tertentu
yang tidak memungkinkan mereka untuk hidup sebagaimana yang orang-orang Thai
Buddist lakukan. Perbedaan cara hidup dan sistem nilai dengan cara hidup
mayoritas Thai Buddist membuat warga Muslim dijuluki sebagai “khek”
(istilah untuk pendatang atau orang asing yang beragama Islam). Sedangkan
pendatang dari Barat dan berkulit putih disebut “farang”.
Muslim Thailand,
walaupun minoritas namun tetap eksis dan terus mengeliat. Data Islamic
Committee of Thiland, Desember 2000, menunjukkan bahwa di kota
Bangkok dan kota-kota satelitnya, ada sekitar 700.000-an warga Muslim dengan
jumlah masjidnya sekitar 260 buah, dan memiliki imam sekitar 2.475 orang. Juga
aktifnya beberapa organisasi asosiasi mahasiswa Muslim di
Universitas-universitas Thailand. Kampus-kampu utama di Bangkok, sepertiChulalongcorn,
Thammasat, Mahidol, dan Asian Institute of Tecnology (AIT). Memiliki
asosiasi Mahasiswa Muslim yang sangat aktif dan saling berhubungan. Di
Chulalongcorn University, ada sekitar 100orang Mahasiswa dan pegawai Muslim.
Namun hanya ada satu Musallah kecil berbentuk segitiga dimana bagian tempat
imam Musallah menyempit. Musallah ini ramai dikunjungi oleh para Mahasiswa
maupun Mahasiswi, setiap hari jum’at, utamanya ketika musim kuliah digelar
sholat Jum’at yang imamnya bergantian dari Mahasiswa itu sendiri. Para Muslimah
juga sangat rajin melaksanakan sholat fardhu dan juga mengikuti sholat Jum’at.
Meurut Adib mantan
ketua Chulalongcorn Muslim Study Club, sekaligus Mahasiswa
tingkat akhir Faculty ofEngineering,menuturkan bahwa
kegiatan ke-Islamansemcam ini sudah biasa terjadi di kampus-kampus Bangkok.
Kalangan pedagang dan pengusaha Muslim Bangkok juga bangga dengan ke-Islaman
mereka. Pedagang Muslim disana menandai dagangan mereka dengan lafazd Allah,
Muhammah, atau Bismillahirrahmanirrahim, disampinglabel halal yang mereka tempelkan di
etalase took. Demikian juga dilakukan oleh pedagang kaki lima.ini adalah cara
mudah untuk mengidentifikasi bahwa makanan yang mereka jual adalah layak
dikonsumsi dan berstatus halal. Toko komputer eksklusif di lantai lima Phantip
Plaza Thanom Petchburi di Bangkok pun dengan bangga memasang kaligrafi Arab
ditembok atasnya untuk menandai bahwa pemiliknya adalah Muslim.
Muslim di Bangkok
telah memberi warna lain bagi kehidupan kota bangkok dan Thailand. Mereka mudah
ditemukan berseliweran di pojok-pojok kota Bangkok. Mereka mudah dikenali dari
pakaian mereka, dari rahim mereka telah lahir sejumlah orang penting Thailand,
seperti Jendral Sonthi Boonyaratglin, Panglima Angkatan Bersenjata dan Ketua
Dewan Keamanan Nasional Thailand, yang sekaligus pemimpin kudeta tak berdarah
tahun 2005. Juga ada tokoh-tokoh akademisi terkenal seperti Prof. Anas dari
Mahidol University. Muslim Bangkok memang minoritas tetapi tetap eksis serta terus
menngeliat dan berkembang ikut memberikan kontribusi terhadap kemajuan Thailand














0 komentar:
Posting Komentar