Selasa, 17 Maret 2015

Kehidupan muslim bangkok memang dikepung ritual, kebiasaan, tradisi, dan budaya Thai Buddist yang berlangsung sejak pag hari. Dan tradisi itu menurut Roger Welty, berlangsung setiap hari selama lebih dari 2500 tahun silam. Benturan-benturan nilai kebiasaan diatas adalah wajah keseharian Muslim Bangkok. Mereka mengalami konflik identitas. Satu sisi sebagai warga negara Thailand, sebagi bangsa Thai, namun sisi yang  lain sebagai seorag Muslim. Ada niali-nilai dasar dan prinsip fundamental serta syariat Islam tertentu yang tidak memungkinkan mereka untuk hidup sebagaimana yang orang-orang Thai Buddist lakukan. Perbedaan cara hidup dan sistem nilai dengan cara hidup mayoritas Thai Buddist membuat warga Muslim dijuluki sebagai “khek(istilah untuk pendatang atau orang asing yang beragama Islam). Sedangkan pendatang dari Barat dan berkulit putih disebut “farang”.

Muslim Thailand, walaupun minoritas namun tetap eksis dan terus mengeliat. Data Islamic Committee of Thiland, Desember 2000, menunjukkan bahwa di kota Bangkok dan kota-kota satelitnya, ada sekitar 700.000-an warga Muslim dengan jumlah masjidnya sekitar 260 buah, dan memiliki imam sekitar 2.475 orang. Juga aktifnya beberapa organisasi asosiasi mahasiswa Muslim di Universitas-universitas Thailand. Kampus-kampu utama di Bangkok, sepertiChulalongcorn, Thammasat, Mahidol, dan Asian Institute of Tecnology (AIT). Memiliki asosiasi Mahasiswa Muslim yang sangat aktif dan saling berhubungan. Di Chulalongcorn University, ada sekitar 100orang Mahasiswa dan pegawai Muslim. Namun hanya ada satu Musallah kecil berbentuk segitiga dimana bagian tempat imam Musallah menyempit. Musallah ini ramai dikunjungi oleh para Mahasiswa maupun Mahasiswi, setiap hari jum’at, utamanya ketika musim kuliah digelar sholat Jum’at yang imamnya bergantian dari Mahasiswa itu sendiri. Para Muslimah juga sangat rajin melaksanakan sholat fardhu dan juga mengikuti sholat Jum’at.
Meurut Adib mantan ketua Chulalongcorn Muslim Study Club, sekaligus Mahasiswa tingkat akhir Faculty ofEngineering,menuturkan bahwa kegiatan ke-Islamansemcam ini sudah biasa terjadi di kampus-kampus Bangkok. Kalangan pedagang dan pengusaha Muslim Bangkok juga bangga dengan ke-Islaman mereka. Pedagang Muslim disana menandai dagangan mereka dengan lafazd Allah, Muhammah, atau Bismillahirrahmanirrahim,  disampinglabel halal yang mereka tempelkan di etalase took. Demikian juga dilakukan oleh pedagang kaki lima.ini adalah cara mudah untuk mengidentifikasi bahwa makanan yang mereka jual adalah layak dikonsumsi dan berstatus halal. Toko komputer eksklusif di lantai lima Phantip Plaza Thanom Petchburi di Bangkok pun dengan bangga memasang kaligrafi Arab ditembok atasnya untuk menandai bahwa pemiliknya adalah Muslim.

Muslim di Bangkok telah memberi warna lain bagi kehidupan kota bangkok dan Thailand. Mereka mudah ditemukan berseliweran di pojok-pojok kota Bangkok. Mereka mudah dikenali dari pakaian mereka, dari rahim mereka telah lahir sejumlah orang penting Thailand, seperti Jendral Sonthi Boonyaratglin, Panglima Angkatan Bersenjata dan Ketua Dewan Keamanan Nasional Thailand, yang sekaligus pemimpin kudeta tak berdarah tahun 2005. Juga ada tokoh-tokoh akademisi terkenal seperti Prof. Anas dari Mahidol University. Muslim Bangkok memang minoritas tetapi tetap eksis serta terus menngeliat dan berkembang ikut memberikan kontribusi terhadap kemajuan Thailand 


0 komentar:

Posting Komentar

Unordered List

Google Translate

English French German Spain Italian Dutch

Portuguese Russian Chinese Simplified Japanese Korean Arabic
Translate Widget by Google

Social

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Business

Popular Posts

Text Widget